Helloo..Met baca cerita sederhana yah..Sudahkah tersenyum hari ini ? Berbahagialah,, ....Welcome to my blog hopefully you enjoy it ;)

5 Des 2014

Cinta Kasihmu Jalan Terang Untukku


"Nggroonggg.. !! terdengar suara kereta api memanggil dari kejauhan, memperingatkan
penumpang yang ada di  stasiun agar mempersiapkan diri naik kereta itu. Aku yang masih
usia 6 tahun bersama ayahku berjalan kaki dan masih jauh dari tempat stasiun berada ..
Seketika itu kami berlari kencang menuju arah stasiun tua itu di mana kereta api akan
berhenti.
Namun jalan yang kecil dan licin di antara tanaman padi itu, sering membuat kami ter-
peleset dan jatuh. Kami hanya terpana ketika kereta itupun berlalu.. berjalan lagi setelah
berhenti sejenak di stasiun. Aku lihat ayah tersenyum dan mengusap kepalaku, "nanti kita
mampir di warung stasiun itu ya nak, kita pulang jalan kaki saja".
Akupun menganggukkan kepala bahagia..ya karena akan makan dan minum di warung,
walaupun jarak yang akan aku tempuh bisa 4-5 jam jalan kaki, aku tak memperdulikan.

Berjalan kaki .. mendengarkan cerita-cerita ayah dan menikmati hijaunya padi di sawah,
sungguh membuatku bahagia saat itu :)"
Itu salah satu kenangan bersama ayahku yang tak akan bisa terhapus dari ingatanku.
----------------------------
Sebagai anak bungsu(terkecil) aku sering menikmati bepergian bersama orangtuaku.
Meski aku tidak tahu banyak yang terjadi antara orang tua dan kakakku yang sudah
berkeluarga, tapi aku sudah bisa merasakan hubungan seperti apa yang sedang terjalin
antara mereka.
Aku dan orangtuaku selalu mengunjungi kakak-kakakku yang sudah berkeluarga dan
tinggal di luar kota.Terasa aneh memang tapi itu nyata, ketika aku usia 6 tahun,

Aku juga sudah memiliki adik keponakan (anak dari kakakku) yang usianya justru lebih
tua 2 tahun dari aku. :)
Meski aku terlahir dan di besarkan dari keluarga yang sederhana, itu tidak menjadi
penyesalan dalam hidupku. Justru aku bangga, melihat ayahku penuh semangat
menyekolahkan anak-anaknya (7 anak). Memilih, lebih mementingkan pendidikan
sekolah bagi anak-anaknya daripada untuk "istananya".
Sungguh menurutku seorang ayah yang bertanggungjawab pada keluarganya.
Lain halnya pendapat dan sikap kakak-kakakku yang lain, mereka terkadang merasa
menyesal dan seperti menyalahkan orangtua, mengapa dalam kemiskinan. Tentu saja itu
terjadi setelah ada beberapa dari kakakku yang telah hidup mapan, dan berlebih... hal
tersebut menjadikan perubahan pandangan tentang hidup bagi yang lainnya.

    Pagi itu, aku bangun pagi sekali.. setelah mandi dan sarapan pagi, aku bersiap memakai
baju (meski tidak baru), juga tak lupa menghias wajah dengan bedak tebal di wajahku,
rambut kuncir kuda di belakang.
Yaa.. aku dan orangtuaku akan berkunjung ke rumah salah satu kakakku di kota. Karena
kereta api tidak bisa menunggu penumpang, maka kamipun harus bersiap agar tidak ter-
tinggal kereta api.
Berjubelnya penumpang dari manusia maupun ayam, membuat pengap dan sesak nafas...
meski terjepit di antara penumpang (karena aku kecil dan kurus) tapi itu tak membuatku
sedih..aku tetap menikmati setiap perjalanan.
Sampailah kami di rumah kakakku...

      Bangunan itu sangat megah, rumahnya besar dan indah, aku kagum melihatnya. Ketika
aku berada di dalam, aku tidak berani duduk di kursi yang empuk itu. Aku duduk di lantai..
Terdengar suara seorang pembantu memanggilku katanya aku dicari oleh ibu. Aku berjalan
kesana kemari mencari dimana ibu dan ayahku berada, tak lama kemudian aku menemukan
orangtuaku berada di kamar paling ujung pojok rumah dekat bangunan kantor paling belakang.
Saat  itu aku cuma berpikir kenapa kami tidak di salah satu kamar yang besar itu, bukannya
kamarnya banyak. :)
      Kamar itu sempit, kami tidur bertiga, aku tetap bahagia tidur dalam pelukan ibuku.
Tak sengaja aku terbangun mendengar ayah ibuku ngobrol, ayahku berkata, "bukankah ini
kamarnya si U pembantu anak kita ya..."
"sudahlah tidak apa yang penting ada tempat buat tidur, mungkin kamarnya penuh kan
banyak saudara-saudara lain datang juga..", jawab ibuku.
Masih teringat walau aku masih kecil, aku meneteskan air mata... ini kamar pembantu.

   Esok paginya ramai banyak tamu, tidak tahu acara pesta apa, banyak sekali pejabat dan
orang-orang kaya datang. Perutku lapar sekali karena sudah jam 9 pagi aku belum makan
apa-apa. Aku keluar melihat di atas meja banyak sekali makanan enak dan lezat lengkap
dengan segala jenis buah-buah mahal.
Tapi aku tak berani mendekatinya dan hanya melihatnya saja membuat perutku makin
"berteriak" kencang. :) Aku sabar menunggu acara makan di mulai.
Ternyata semuanya tamu berkumpul duduk di kursi yang mengelilingi meja makan itu. Dan
mulailah mereka semua makan bersama dari kakakku dan suaminya dan "teman-teman"
mereka.
 Ibuku memanggilku.. ternyata di dapur, ayah dan ibuku makan bersama pembantu dan
orang-orang "bawah" lainnya. Aku tetap bahagia saat itu makan bersama orangtuaku...
 ------
    Besok pagi, aku dan ayah ibuku akan kembali pulang rumah, kami harus tidur lebih awal
agar besok tidak ketinggalan kereta.
Pagi sekali aku sudah bersiap, aku menuju dapur dan membantu membawakan makanan
untuk di tata di meja makan.  Sungguh nikmatnya makanan-makanan itu ingin sekali aku
merasakannya. Aku sabar menunggu di dapur ngobrol dengan pembantu, sedang ayah
ibuku membereskan baju-baju ke dalam tas.

Terdengar ramai sekali di ruang makan, aku melihat kakak perempuanku bersama suaminya
dan saudara-saudara dari suaminya sedang makan. Menikmati makanan yang tadi aku
siapkan bersama pembantu. Aku hanya bisa mengintip dari celah kaca jendela ruang makan. :)

     Tak lama kemudian "mereka" selesai makan, ayah dan ibuku datang menghampiriku me-
ngajakku makan bersama. Aku ikut  makan bersama orangtuaku, aku mencari daging ayam
yang tadi terlihat lezat, tapi sayang tinggal sisa tulangnya saja. Aku bilang sama ayahku, aku
ingin sekali makan daging ayam.
Ayahku mengusap kepalaku dan tersenyum berkata, " nanti kita makan soto ayam ya, di stasiun..".
Akupun menganggukkan kepala bahagia. Akan makan soto ayam .. :)

    Setelah makan, aku dan ayah ibu bersiap menuju stasiun dengan jalan kaki, meski di rumah
kakakku ada mobil, tapi kami tak pernah merasakan seperti apa rasanya berada dalam mobilnya .
Bahagianya aku ketika ayahku memenuhi janjinya untuk makan soto ayam di stasiun, sebelum
kami naik kereta yang penuh sesak dengan penumpang. :)

-------------
  Kini semuanya usai, rumah istana, daging ayam, buah, dan segala makanan lezat itu lenyap,
kesombongan, perbudakan harta, serta jabatan berujung pada kesengsaraan
buah cinta kasih mereka.

-------------
* Rasa syukur... berbuah kenikmatan, jika kebaikan selalu kita terapkan.
* Wujudkanlah impian dengan ketulusan tanpa dendam dan benci,
  tapi syukurilah rasa "pahit" yang terjadi dengan kebesaran hati.

***Pesan dari ayah, tetap cintailah ketika orang yang menyakitimu
   ingin menamparmu berkali-kali, dan tetaplah bersabar.




***Asiknet