Helloo..Met baca cerita sederhana yah..Sudahkah tersenyum hari ini ? Berbahagialah,, ....Welcome to my blog hopefully you enjoy it ;)

2 Jun 2014

Kesadaran Dan Kebesaran Hati


        Pagi itu dering telpon rumah membuatku terkejut, karena pikiranku selalu tertuju
kepada ibu yang aku cintai. Aku selalu merasa khawatir setiap mendengar dering telpon
yang tidak biasanya berdering sepagi itu.
Memang aku selalu berpesan kepada orang-orang dekatku dan memberi nomor telpon rumah,
jika ada hal penting bisa langsung telpon ke rumah. Dan tidak banyak yang mengetahui nomor
telpon rumahku, kecuali mereka yang sudah aku berikan.
 -------------
       Ketika aku mengangkat telpon sedikit terkejut aku mendengar suaranya, sejenak seperti
ingat suara itu. Ya, ternyata dari keponakan laki-laki(C) , adik keponakan aku yang telah lama
sekali tak pernah menjalin komunikasi denganku.
Ada rasa kebahagiaan kala aku dan keponakanku membuka pembicaraan itu, dia sudah
kuliah di salah satu universitas di jawa tengah.
Setelah cukup berbasa basi, keponakanku menyampaikan permasalahannya yang di hadapi.
Sungguh aku terkejut dan tidak mengira sama sekali, tapi aku mencoba tenang dan berpikir.
Dia terjerat hutang dengan salah satu bandar narkoba, dan membutuhkan uang untuk
membayarnya.
Bahkan, uang sekolah yang harusnya untuk membayar sekolah, habis ke tangan bandar
tersebut.  
      Aku ingin sekali bertemu keponakanku ini dan melihat kondisinya, dan aku sarankan
dia untuk datang ke kotaku, berhubung aku masih belum bisa pergi ke jawa tengah lagi..
dan dia setuju untuk datang ke Surabaya.
       Keesokan harinya dia (C) datang, kami bercerita banyak, dan aku memperhatikan betul
cara bicara dan sikapnya. Yang saat itu aku berpikir dia seperti orang sudah kecanduan
narkoba. Aku bersedia membantunya untuk melunasi hutangnya dan membayar uang
sekolahnya yang belum terbayar. Dengan catatan dia (C) harus sadar, dan terbuka kepada
orangtuanya, bercerita kondisinya dan segera lepas dari jeratan narkoba. Dan dia saat itu
setuju.

      Setelah tiga bulan berlalu aku mencari tau khabarnya, dan dia belum juga lepas dari
pengaruh narkoba. Aku merasa salah jika sampai aku biarkan berlarut-larut terjadi padanya,
maka aku memberitahukan tentang keadaan C pada orang tuanya.
Betapa kagetnya orangtua C ketika mendengar semua berita itu (antara percaya dan tidak)
dan setelah itu aku tidak tahu lagi khabar C bagaimana. Karena aku pikir semua masalah C
sudah berada pada wilayah tanggungjawab orangtuanya.

     Tiga bulan kemudian saat aku datang ke kota kecil di jawa tengah dengan maksud
menjenguk ibuku.
Kakakku S yang tinggal bersama ibuku, bercerita bahwa orangtua C pernah bercerita,
kalau aku mengada-ada (membuat cerita bohong) cerita bahwa anaknya memakai narkoba,
 " si A (aku) itu mengada-ada, mana mungkin anakku memakai narkoba,
A suka bercerita bohong..", itu kata orangtua C kepada kakakku S.
Sempat aku kaget mendengarnya, lalu aku bercerita apa adanya dari peristiwa itu
pada kakakku S.
Sebenarnya aku merasa sedih dengan sikap orangtua C yang menuduhku demikian.
Tetapi ya sudahlah..mungkin itu sebuah pembelaan diri demi "kehormatan" keluarga.

    Satu tahun berlalu setelah kejadian itu cukup membuatku kecewa, sebagai adik dan anak
terkecil aku merasa berat menanggung tuduhan-tuduhan, tapi aku berusaha bersabar.

 Seperti biasa...
      Setelah makan malam keluarga, aku biasa santai menikmati acara televisi, terdengar
bunyi telpon rumah berdering.
Ketika aku angkat, aku mendengar suara seorang gadis yang menangis, dan ternyata itu
adik perempuan C.
Aku bingung juga kenapa begitu aku sapa.. hello.. dia langsung menangis...

Dia D, mengabarkan kalau dia kini hamil di luar nikah, dan tidak tahu itu anak siapa.
juga kebingungan hal keuangan, karena uang sekolah/kuliah dia pakai untuk ke dokter.
Kehamilannya sudah menginjak lima bulan.
Saat itu sebenarnya aku tak percaya sama sekali, benarkah dia D mengalami musibah
seperti itu ?
Sebab yang aku tau D adalah gadis cantik pendiam baik lemah lembut, dan pandai mengaji.
Bahkan banyak sekali aturan-aturan agama sudah dia terapkan dalam kehidupannya sejak
dia kecil. Itulah yang membuat aku tidak yakin, bagaimana mungkin ?
Dia D, mengatakan ingin ke Surabaya dan minta bantuanku mencari dokter untuk
menggugurkan kandungannya.
Jelas aku menolaknya, dan ku beri saran, untuk tetap di lahirkan biar nantinya aku yang
merawat dan membesarkannya, karena bayi itu tidaklah bersalah.

(D dan C dibesarkan dari keluarga muslim taat, dari kecil mereka sudah lebih dalam
mengenal dan mempelajari juga menjalankan ajaran agama Islam, sedang D dari kecil
sudah mengenakan jilbab).

          Kebetulan tiba waktunya liburku buat menjenguk ibuku di jawa tengah.
Aku mampir di kota Solo, menemui si D, walau dia berjilbab dengan baju yang besar ..
tapi perutnya mulai terlihat buncit tak dapat dia sembunyikan,dan dia seperti gelisah
juga sedih. Setelah berbicara banyak hal, aku setuju membantu hal keuangan karena D
takut orangtuanya marah besar, tidak membayar uang kuliahnya.
Aku menyarankan agar dia terbuka dan berbicara kepada ayah ibunya, dan aku bersedia
merawat bayinya kelak, jika itu demi kebaikan nama keluarganya dan dia masih bisa
melanjutkan kuliah. Si D menangis ketakutan, dia tak mau mengikuti saranku,
ya.. dia takut akan kemarahan orangtuanya. Karena takut terjadi hal-hal yang tidak
di inginkan maka malam itu setelah bertemu dengan D, aku memberitahukan tentang
keadaan D pada orangtuanya melalui telepon.

      Ayah D sangat terkejut, dan dalam pembicaraan itu dia menginginkan agar kbabar ini
tidak di ketahui oleh kakak-kakakku yang lain. (dirahasiakan).
Dalam pembicaraan itu sempat aku utarakan niat baikku untuk merawat jika bayinya lahir,
dan aku bersedia membesarkannya bersamaku. (jangan sampai ada pembunuhan,mahkluk
mungil yang tak berdosa).
Cuma aku pikir apa salahnya, kita bersaudara, harusnya tahu hal buruk dan baik agar
semua menjadi pembelajaran keluarga masing-masing. Untuk menjadi orangtua yang baik.
Karena aku terkecil, aku mencoba berbicara pada kakakku S, dan dia membenarkan
sikap dan langkahku yang segera memberitahukan pada ayah D tentang peristiwa itu.

    Lama tak mendengar khabar D, aku coba mencari tahu khabarnya dari kakakku S,
yang masih sering komunikasi, dan khabarnya D menggugurkan kandungannya yang
sudah usia lima bulan, karena itu kesepakatan keluarganya.
Dan lagi - lagi, kakakku S memberitahuku, ayah D mengatakan kalau
 " semua cerita A (aku) bohong dan mengada-ada, mana mungkin anakku tidur
dengan banyak pria, dia hamil dengan pacarnya, tidak seperti si A sampaikan .." .

    Lagi-lagi aku dibuatnya terperanjat, dua anaknya datang ke aku bercerita, tapi
apa yang mereka sampaikan padaku, berbeda dengan apa yang mereka sampaikan
pada orangtuanya. Semua niat baikku berbalik menjadi sebuah tamparan menyakitkan
di wajahku.
Yaaa Tuhan, beri kesabaran padaku...., sejak saat itu aku tidak lagi ingin tahu dan ikut
campur urusan anak-anaknya, apapun itu.
Sampai saat ini aku hanya terdiam...dan berdoa untuk mereka saja, itu yang aku lakukan.

     Baru aku mengerti, setelah semuanya berlalu, ketika melihat cara ayah ibunya C dan D,
memperlakukan ibuku (ibunya juga), ketika sudah tua tak berdaya.
Bagaimana mungkin "surga" itu menghampirinya? ketika ibuku tergolek lemah terbaring
tak berdaya.. butuh pengobatan. Tak ada niat sedikitpun mau membantu, dan melemparkan
keadaan semua padaku, dan kakakku S .
    Setiap kali kakakku S memberitahukan bahwa ibuku butuh biaya, mari bersama-sama
membantu, ayah dan ibu D C selalu mengatakan tidak punya uang.
Bahkan pernah berkata tidak mempunyai uang.. namun sebulan kemudian mereka berpesta
untuk naik haji, yaaa merayakannya pesta besar karena akan melakukan ibadah... haji. :)

--------------
Yaa.. Tuhan selalu adil dan menjaga kebenaran, meski itu pahit kurasakan dan berat aku jalani.
Sekarang telah terjawab, "surga" itu telah menjauhinya..jauh dari kehidupan mereka. Karena
memilih kejahatan demi kehormatan sebuah keluarga, walau berselimut dosa, apa gunanya
dan bagaimana hasilnya ?
Petakalah yang ada, musibahlah yang menghampiri mereka.
.Dan sampai sekarang...
Mereka, keluarga itu tetap mempertahankan keburukan sikap dan merasa
akan bisa "membeli dan memiliki " Surganya Tuhan :)

-------------------------------------------------------------------------------
***Marilah senantiasa berusaha baik, menjadi orangtua yang baik,
    jika sebuah permasalahan hadir, dan kesalahan itu ada, maka
    janganlah kesalahan itu justru membuat kita terjerumus
    ke dalam dosa.
***Apa yang kau tanamkan, kau akan menuainya, dan
   dari buahnyalah kau akan mengenal siapa mereka...
    dari mana pohonnya.
***Kebaikan itu terkadang harus melalui hal sulit dan pahit,
    tapi percayalah selagi janji kebaikan ada, "surga"pun tiba



***Asiknet