Helloo..Met baca cerita sederhana yah..Sudahkah tersenyum hari ini ? Berbahagialah,, ....Welcome to my blog hopefully you enjoy it ;)

6 Jul 2014

"Perhiasan" Si Gadis Kecil


"...mana hasil dari penjualan tebu potong tadi ? ini kamu dapat 200 rupiah,
kamu 100 rupiah..setengahnya aku ya..awas kalau kamu bilang ayah..kamu
besok pagi tidak boleh ikut jualan lagi.."
Aku hanya bisa menganggukkan kepala tanda setuju tanpa berkata apa-apa,
ketika kakakku meminta setengahnya dari hasil penjualanku ".

Aku selisih 6 tahun dengan kakakku B, ketika aku masih usia 5-6,5 tahun..aku sering ikut
kakakku B berjualan mengais rejeki kala ada pertunjukan, ataupun berjualan disalah satu
sekolahan TK.
Kakakku berjualan makanan seperti pecel yang di sajikan dengan kerupuk dan sambel.
Tentu saja keuntungan kakakku besar, karena sudah pintar memasak beberapa gorengan,
seperti tahu dan tempe.


Aku sendiri belum bisa memasak, dan hanya bisa
memanfaatkan dari hasil tanaman sekitar rumahku saja.
Atau mencari dan mengumpulkan biji-bijian tanaman
yang bisa aku goreng, dan ku jual dengan berbungkus
plastik kecil-kecil.
Saat itu kakakku sekolahnya masuk jam 1 siang, sedang
aku masuk jam 7 pagi dan pulang jam 9 pagi.




   Jadi kesempatan mengais rejeki.. aku hanya punya waktu sebentar saja di banding
kakakku.
Ayahku sangat disiplin, aku siang harus belajar, tidur sebentar lalu sore baru boleh
melakukan atau mengerjakan apa yang aku inginkan. Biasanya sore itulah kesempatanku
mempersiapkan semua "dagangan" ku. :)
Tidak mudah bagiku untuk bisa mempunyai baju ataupun sandal baru, aku harus
berjuang untuk bisa membelinya, tapi terlalu sulit saat itu mengingat usiaku masih kecil.
Aku tidak pernah meminta baju baru atau apapun kepada orangtuaku, karena aku tahu..
ayahku tidak mempunyai sisa uang lagi demi membayar kebutuhan sekolah atau kuliah
kakak-kakakku.
Meski ada beberapa kakakku yang sudah hidup mapan dan kaya...tapi kehidupanku dan
orangtua masih dalam kesederhanaan. Daging sapi dan ayam hanya terasa betul setahun
satu kali jika ayahku mendapat rejeki lebih.
Ayahku mengajarkan pada anak-anaknya, apa yang diinginkan harus di perjuangkan,
jangan meminta atau berharap di beri.
Oleh karena itu, aku selalu mencari cara bagaimana aku bisa membeli apa yang aku
inginkan.

      Setiap satu tahun sekali aku memecahkan celengan(tabungan) dari "bank" ku. :)
Meski tidak banyak tapi cukup membuatku bahagia, setidaknya aku bisa membeli
pakaian di "butik"nya bu supi (penjual baju bekas) di pasar.
------  

     Aku bangun pagi-pagi sekali, kakakku B akan mengajakku ke pasar, membeli baju
di tempatnya mbak manis. Tentu saja semalaman aku sulit tidur membayangkan baju-
baju bagus di tokonya mbak manis. Aku senang, aku hitung-hitung pasti uangku cukup.
Aku dan kakakku B memutari pasar mencari tokonya mbak manis, ketemulah toko itu.
Sungguh bagus baju-bajunya saat aku melihat baju-baju itu bergelantungan di pajang
di setiap dinding toko.
Kakakku B mulai memilih, dia ingin membeli celana Jacky (celana panjangnya selutut).
Aku sendiri juga mengikuti kakakku memilih celana Jacky, yang kala itu sedang di sukai
anak-anak dan remaja.

Berhubung uang kakakku B kurang, dia meminjam uangku.. aku sedih saat itu, kalau
aku pinjamkan berarti aku tidak bisa membeli celana itu.
Dengan tutur bahasa halus kakakku merayuku..nanti tahun depan kalau uangku kurang
maka dia akan memberi tambahan uang padaku untuk beli baju. Akupun setuju aku
pinjamkan uangku.
Karena uangku tak cukup lagi buat membeli baju ataupun celana baru, kakakku
mengajakku ke "butik"nya bu supi. Daripada aku tidak bisa membeli apa-apa tahun ini,
akhirnya aku memilih dan membeli celana dari "butik"nya bu supi.
Meski itu bukan barang yang baru lagi, tapi cukup membuatku bahagia...paling tidak
menambah jumlah pakaian yang "baru" di lemariku.
--------------------
Perjuangan bagaimana cara aku harus mendapatkan apa yang aku inginkan .
Usaha agar aku mendapatkan simpati dari kakakku B untuk ikut berjualan.
Kini membekas di hatiku, menyadarkanku selalu untuk menempatkan, kesabaran,
kesederhanaan dalam jiwaku, hidupku...
Tekanan karena "upeti" saat itu, menjadikan kasih sayang selalu menghiasi hati
dan jiwaku...selama hidupku.
Banyak hal yang kala itu terlihat dan terasa pahit, tetapi kini menyadarkan bahwa
semua itu berbuah manis dalam hidupku. "perhiasan jiwaku" :)

-----------------------
***Jangan mudah menyalahkan keadaaan saat pahit terasa..
   karena ada makna tersembunyi di balik semua itu. ;)




**Asiknet