Helloo..Met baca cerita sederhana yah..Sudahkah tersenyum hari ini ? Berbahagialah,, ....Welcome to my blog hopefully you enjoy it ;)

2 Agu 2012

Arti Cinta Dan Pengorbanan

        Membina sebuah rumah tangga hingga "panjang umur" dan langgeng
tidaklah mudah.
Sebagai "penonton" pastinya hanya akan melihat luarnya saja tapi tidak akan
bisa melihat "duri-duri" yang akan tumbuh atau mungkin sudah terlewati
tanpa meninggalkan bekas luka. Itulah gambaran perjalanan dua anak manusia
dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
       Sudah banyak kasus yang saya coba perhatikan dan bantu, ada sebagian
yang makin terlihat mesra, ada yang memang tidak bisa di perbaiki lagi.
Atau mungkin lebih tepatnya tidak mau mencoba berbenah lagi. Dengan
berbagai alasan, manusia sering terlihat pasrah, padahal masih banyak
cara menuju pilihan terbaik.
Banyak terjadi pasangan suami istri yang lebih senang "memelihara" bahkan
membiarkan "duri-duri" itu tumbuh di antara cinta mereka.
Hingga suatu hari, cinta itu akan lenyap,
dan tinggal rasa sakit, kebencian,
dan rasa amarah yang luar biasa. Kebaikan,
kebersamaan, kebahagiaan, yang di jalani
bertahun tahun tak akan ada artinya lagi,
bahkan akan tertutup semua oleh "keburukan"
Padahal tidak semestinya begitu, dengan artian,
dalam kondisi rumah tangga yang "krisis"

hal terbaik walau terberat adalah mengingat
dan membenamkan ke dalam pikiran
kita hal-hal baik yang ada pada pasangan kita.
Itu salah satu jalan jika inginkan perubahan
yang lebih baik, selain itu jangan sampai
memelihara duri-duri tadi.
       Duduk bersama, hindari pertengkaran histeris, hindari kekerasan
fisik, apalagi jika sudah mempunyai anak.
Pertengkaran apapun jangan sampai di depan anak, berusaha selalu
menjadi bijak, bahwa anak adalah anak yang tidak harus menanggung
sebuah kesalahan orang tuanya.
Tetapi pada umumnya orang hanya banyak mengetahui teori, begitu
terjadi emosi dan rasa egoislah yang muncul.
Setelah terjadi, yang ada hanya rasa saling menyalahkan antara satu
dengan yang lainnya.
       Disini pengendalian emosi diri sebagai orang tua, harus benar
benar di asah dan di terapkan.
Jika merasa anak perlu tahu dan bertanya, maka jawablah dengan
bahasa cinta kasih yang di mengerti oleh mereka, tanpa menimbulkan
trauma, dendam dan gangguan psikisnya.
Karena bagaimanapun mereka adalah buah cinta kasih.
Sering yang saya dengar, adalah keluhan keluhan dari
pasangan yang sebetulnya menurut saya hal sepele
(secara umum mudah terselesaikan)
tetapi "pembiaran" akhirnya bisa memuncak menjadi amarah.

* Materi (harta benda)
Ini yang sering saya perhatikan sebagai pemicu kecemburuan dan
pertengkaran karena tidak bisa menahan emosi.
Suami/istri tidak suka dan cenderung marah, atau bahkan yang lebih
parah lagi berpaling dari istri/suami, hanya karena si istri/suami
bercerita mengenai harta benda teman atau orang lain. (sepele)
Usapan lembut, ciuman pelukan penuh kasih sayang yang harusnya
di lakukan, dan kalimat indah yang menyejukkan hati yang harus
di ucapkan dari suami/istri jika mendengar hal seperti itu.

*Diam.
Hal ini sangat berbahaya, jika salah satu pasangan merasa tidak
nyaman dengan perilaku atau perkataan pasangannya.
Lebih baik jika bisa saat itu diingatkan, sebaiknya di lakukan.
Atau melihat kondisi emosi pasangan, hingga ucapan tidak
akan membuatnya tersinggung.

* Menduga-duga.
Banyak pasangan suami istri, yang hanya selalu menduga-duga
kesalahan pasangannya, bahkan cenderung mencari-cari kesalahan
atau keburukan. Ini tak akan berguna, sebaiknya jika merasa ada
yang perlu di ketahui cobalah tanyakan dan mencari
waktu yang tepat.

*Merasa benar.
Paling susahnya jika mereka berdua sudah merasa paling benar,
menurut saya ini memerlukan pihak luar yang netral, bisa saudara
atau orang tua, atau teman yang baik (tidak mudah menemukan
teman yang baik netral), atau bagusnya bisa ke ahlinya.

*Mengejar kepuasan hati (emosi tak terbendung)
Banyak pasangan setelah melihat kesalahan atau keburukan
pasangannya, berkeinginan membalas dan menyakitinya baik
langsung ataupun tidak langsung.
Ini sangat berbahaya, karena tanpa di sadari akan celaka dan
penyesalan terjadi.
Sebaiknya menenangkan hati itu lebih bagus, jika semuanya
sudah tenang mencoba berpikir jernih.


    Itu semua sedikit gambaran umum yang terjadi akhir akhir ini
yang saya coba ambil kesimpulan, dari peristiwa yang menimpa
pasangan suami istri.
Yang perlu di lakukan adalah, jalin komunikasi yang baik dan
bicara terbuka berdua.

Jauhi kata kata atau ucapan yang tidak pantas di ucapkan.
Coba pahami dan mengerti akan kesalahan diri sendiri dan
kekurangan pasangannya. Memaafkan, dan pengampunan
adalah inti cinta yang terbesar.
Mencoba berpikir positif, dan berpikir ulang akan perpisahan.
  -------------------     
       Ingatlah  !! ,bahwa :
Hidup bukanlah tentang meratapi dan menunggu hujan badai berlalu,
tapi tentang bagaimana kita menikmati dan belajar menari dalam hujan ;)


**Asiknet
**pengamat kasus