Helloo..Met baca cerita sederhana yah..Sudahkah tersenyum hari ini ? Berbahagialah,, ....Welcome to my blog hopefully you enjoy it ;)

25 Agu 2014

Membangun Kasih Sayang antara Orangtua dan Anak


       Mendengar dan melihat berita akhir-akhir ini, anak-anak
saling berkelahi, tawuran, narkoba, dan lain-lain, semua berita itu
tentunya sungguh membuat kita semua prihatin dan sedih.
Kawula muda yang menjadi harapan orangtua bergeser menjadi
kesedihan orangtua.
     Nah, bagaimana sebaiknya kita mempersiapkan diri menjadi
orangtua agar nantinya anak kita menjadi anak yang baik ?
Jika jaman dahulu mempunyai anak perempuan itu lebih mudah
merawat dan menjaganya, rasanya di jaman sekarang hal itu tidak
berlaku lagi.
    Di jaman modern dan perkembangan dalam segala bidang,
membuat segalanya bisa berubah cepat, tanpa bisa kita mencegahnya.
Yang dapat kita lakukan sebagai orangtua adalah mempersiapkan diri,
menemani dan memberi bimbingan pengetahuan dalam segala hal.

*Menjadi orangtua.
    Jaman sekarang, menikah, menjadi orangtua ada beberapa hal yang harus 
dipersiapkan, termasuk dalam hal materi. Bahwa hidup ini, materi juga jadi
salah satu faktor penting demi kelancaran program yang telah di rancang
berdua.
Jangan sampai anak-anaknya terlantar, tidak mendapat perhatian, dan
bimbingan, karena orangtua masih sibuk di pusingkan dengan urusannya
mencari pekerjaan atau uang untuk keluarga, hingga tak ada waktu lagi
buat anak. Jangan sampai hidup dan masa depan anak-anak seperti ajang
taruhan dalam "perjudian". Menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan,
bukankah Tuhan hanya akan memberikan jalan atau keputusan kepada
mereka yang berusaha ? Lalu usaha apa yang harus kita lakukan agar
anak-anak kita bahagia? tentu saja mempersiapkan "surga" bagi kehidupan
anak di dunia ini. Persiapkan diri, secara lahir dan batin.


*Ketika anak masih kecil
       Disini orangtua berperan penuh, sangatlah penting, karena membentuk
 "Pondasi" karakter anak.
Yang perlu dilakukan orangtua, memberikan kasih sayang penuh tapi tidak
harus sering memanjakannya.
Misalnya, tidak membiasakan anak tertidur harus dalam pelukan orangtua,
tetapi berada di dekat anak sebelum tidur, dan memberikan cerita-cerita,
dari buku, legenda dll, yang sederhana tentang kebaikan dan keburukan,
dengan tokoh idolanya. **mendorong perkembangan imajinasi anak.
Membiasakan anak dapat menyelesaikan keperluannya sendiri,
seperti mandi, makan tanpa bantuan orang lain, tetapi cukup menemani
dan membimbingnya. **kemandirian.
Memberikan nasehat dan membiasakan anak mengerti mana pembicaraan
yang harus dengan serius dia dengarkan dan mana pembicaraan yang
dapat di sela dengan canda tawa. Hal ini bertujuan agar anak nantinya
menghormati pendapat orang lain ketika dalam pergaulan.
Dan masih banyak lagi, yang dapat kita berikan... meski itu hal-hal yang
sederhana, tapi merupakan "pondasi" buat perkembangan anak.

*Anak menjelang remaja.
      Ini terjadi ketika anak menginjak sekolah menengah pertama (SMP),
Usia ini anak mulai mencoba memperluas pengetahuannya.
Bagi orangtua harus sangat hati-hati, karena jika satu kali saja anak tidak
didengarkan pendapatnya, maka bisa hilang simpati anak kepada orangtuanya.
Anak bisa mencari tempat lain untuknya.
Jadi, yang dilakukan orangtua, tetap memperhatikan apa yang selalu ingin
anak sampaikan, tanyakan (pendapat, cerita, keinginan dst).
Jika kita tidak sependapat, jangan sekali-kali mengatakan... tidak! jangan!..
tanpa memberikan alasan yang tepat untuk di mengerti oleh anak.
    Sering terdengar orang tua melarang perbuatan hanya mengatakan alasan,
itu dosa, itu salah, itu buruk, tanpa memberikan penjelasan yang mudah
di cerna atau di terima oleh akal pikiran apalagi bagi anak-anak.
Sehingga alhasil anak masih juga berani melanggarnya, misalnya jangan
mencuri itu dosa, jangan pakai narkoba itu buruk.

    Harusnya orang tua memberikan alasan setiap mengatakan TIDAK !
Bahwa jika kamu mencuri akan merugikan, menyakiti dan membuat orang
lain sedih, sama halnya mencelakai orang atau mengambil haknya orang lain,
pikirkan jika milik kamu di ambil orang, betapa sedih dan bingungnya kamu.
(mengajarkan kasih sayang).
Bahwa jangan memakai narkoba (zat-zat yang terkandung dalam narkoba),
sangat berbahaya bagi tubuh, karena bisa merusak, berakibat buruk buat
kesehatan tubuh, tidak cantik, tidak cakep lagi, syaraf terganggu,
jika menjadi bodoh kelak kamu jadi orang yang tidak berguna,
gagal cita-citamu juga hidupmu.
Tentu alasan-alasan seperti itu akan membuat anak berpikir dua kali jika
melanggarnya untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.

     Usia anak seperti ini, sangatlah bersikap kritis, rasa ingin tahunya sangat kuat.
Seringkali mereka mencari-cari tahu, bertanya apa yang belum diketahuinya,
apapun itu, maka jadilah orangtua yang siap menjawab dan memberi penjelasan
secara lengkap dengan bahasa kasih sayang.
Di usia ini, jika kita tidak hati-hati menyikapinya, "hilanglah anak kita".

*Remaja - dewasa.
    Usia remaja, merupakan usia terindah, dimana anak sedang mencari
jati diri, egonya sangat tinggi, ini karena proses perubahan hormon.
Terindah bagi anak, tapi tersulit buat orangtua, jika kita salah memberi
dasar "pondasi" pada anak saat kecil, maka bisa membuat pusing orangtua
ketika anak berada pada usia remaja.
Menghadapi anak remaja, orangtua tidak boleh mengekang atau mengatur
sepenuhnya apa-apa yang akan dilakukan oleh anak.
       Sebagai orangtua harus bersikap bijak, jika melarang harus memberikan
penjelasan akan larangan tersebut, jika memperbolehkan harus memberikan
alasan juga mengapa diperbolehkan. ** jalinan komunikasi yang baik.
Dan anak diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat, memilih dan
memutuskan.
Jadi disini, orangtua memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak
belajar memilih dan memutuskan, "mengembangkan diri".
Orang tua mengarahkan dan membimbing, tegas penuh kasih sayang itu
akan membuat hubungan anak dan orangtua baik.
   Setelah anak mendekati usia dewasa meninggalkan remaja, sebagai orangtua
harus tetap memperhatikan anak, hal ini merupakan tanggungjawab hingga
kita tidak ada lagi di sampingnya.
Usulan, nasehat, teguran, bukan berarti campur tangan dalam hidupnya,
tapi rasa tanggungjawab kita sebagai orangtua sebelum tutup usia .

*********** 
       Betapapun dahsyatnya pengaruh lingkungan di luar sana,
jika dasar "pondasi" yang kita berikan kokoh dan baik,
anak akan punya pertimbangan yang kuat dalam
menempuh "perjalanannya"


Marilah kita berusaha menjadi orangtua yang bertanggungjawab.
Bahwa kesalahan yang di lakukan oleh anak-anak kita,
bukan sepenuhnya salah mereka..
Karena kitalah,,,  mereka ada dan tumbuh..
mereka berkembang dan mencontoh.. ;)

_______________
**Asiknet**